Presiden Pertama, 3 Menit


Tempo 28 Januari 1978. BARU kemarin pagi proklamasi diucapkan. Sejumlah anggota bala tentara Jepang masih berjagajaga di beberapa tempat. Beberapa kelompok Kelasykaran Rakyat juga berhimpun di kampung-kampung. Dengan senjata seadanya kalau perlu dengan bambu runcing. Bayi republik belum bisa apa-apa. Tapi pers asing sudah bertanya. siapa yang akan tampil sebagai Kepala Negara. Dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pun melanjutkan sidangnya. Hari itu, Sabtu siang 1 Agustus 1945, PPKI bersidang lagi di Pejambon. Acara tunggal: menetapkan UUD. Dalam rapat yang dimulai jam 11.30 (terlambat 2 jam) dan dihadiri 27 anggota itu, ketua PPKI ir. Soekarno membuka rapat. “Sidang yang terhormat. Pada hari ini kita berada pada satu saat yang mengandung sejarah. Pada hari ini kita menyusun Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang kemerdekaannya kemarin, menurut kehendak rakyat, telah dipermaklumkan dengan proklamasi yang telah diumumkan juga kepada rakyat kira-kira jam setengah 12 (waktu Nippon) …. ” Tampaknya Soekarno sendiri belum menyadari bahwa hari itu juga merupakan saat bersejarah baginya. Ia terpilih sebagai Presiden RI yang pertama, dalam waktu kurang dari 3 menit. Setelah 2 kali sidang diskors untuk istiranat, jam 15.15 dibuka kembali. Di bawah ini kutipan notulen sidang PPKI yang dimuat lengkap dalam buku “Naskah Persiapan UUD 45″ jilid I susunan Prof. Mr. H. Muh. Yamin, halaman 427: Soekarno: Sidang saya buka lagi. Menurut acara, tuan-tuan sekalian, maka kita akan membicara, aturan-aturan peralihan, tetapi oleh karena pers menunggu suatu hal yaitu ketentuan siapa yang dipilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Negara Indonesia …. Sekarang untuk memenuhi permintaan pers, lebih dahulu saya masuk ke dalam acara pemilihan Kepala Negara dan wakilnya…… Oto Iskandardinata: Berhubungan dengan keadaan waktu, saya harap supaya pemilihan Presiden ini diselenggarakan dengan aklamasi dan saya majukan sebagai calon. yaitu, Bung Karno sendiri. (Tepuk langan). Soekarno: Tuan-tuan, banyak terimakasih atas kepercayaan tuan-tuan dan dengan ini saya dipilih oleh tuan-tuan dengan suara bulat rnenjadi Presiden Republik lndonesia. (Tepuk tagan). (Semua anggota berdiri, menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu berseru “Hidup Bung Karno” 3 kali. Oto Iskandardinata: Pun untuk pemilihan Wakil Kepala Negara Indonesia, saya usulkan cara yang baru ini dijalankan. Dan saya usulkan Bung Hatta mennjadi Wakil Kepala Negara Indonesia. (Tepuk tangan) (Semua anggota berdiri, menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu berseru “Hidup Bung Hatta” 3 kali). Rupanya bagi Bung Karno sendiri peristiwa penting itu tak begitu menggetarkan. Ia biasa-biasa saja. Maka Presiden baru itu pun melanjutkan sidang PPKI, membicarakan bagian terakhir dari UUD. Ia berkata: “Sidang Yang terhormat. Sesudah acara ini selesai, saya minta supaya kita meneruskan tentang rancangan aturan peralihan, yang ada di tangan tuan-tuan sekalian …. “