Salah
satu buah dari politik etis adalah dibukanya pintu pendidikan militer di KMA
Breda untuk segelintir pribumi Hindia Belanda. Mengapa segelintir? Karena untuk
masuk kesana memang bukan sembarang orang. Tubuh kuat dan otak cerdas tidak
cukup, dalam diri calon perwira KNIL tamatan Breda harus mengalir darah biru,
minimal anak seorang wedana. Sebuah
catatan menyebutkan, pribumi pertama yang menjadi kadet KNIL adalah Sultan
Hamid Alkadrie dari Pontianak. Ia lulus dari KMA Breda tahun 1936. Tapi saya
terus terang meragukan catatan ini, karena buku Siapa Dia? Perwira Tinggi TNI
karya Harsja W Bahctiar jelas menyebut dilantiknya R Sardjono Soeria Santoso
sebagai letnan II KNIL adalah tahun 1921. Tapi
Soeria Santoso ternyata bukan
yang pertama. Sebelum dia, ada pribumi Maluku bernama L.E. Lanjouw yang
mendaftar KMA Breda. Lanjouw dilantik tahun 1918.
Tentang
berapa jumlah alumni akmil prestius tersebut, sampai saat ini saya belum
menemukan data pasti. Data yang ditulis rekan Syamaun Peusangan yang mengutip
buku Harry Poeze; Di Negeri Penjajah menyebut ada 21 pribumi yang pernah
mengenyam KMA Breda. Mereka masuk antara setelah Perang Dunia II hingga
jatuhnya tanah Belanda ke tangan Jerman. Namun dari 21 orang tersebut 3 di
antaranya batal dilantik karena ketahuan beraktivitas politik selama di
Belanda.
Taruhlah
data itu benar, siapa saja mereka? Letjen GPH Djatikusumo hanya mampu
mengingatnya sampai 12 orang, seperti yang ditulisnya dalam bunga rampai PETA
Tentara Sukarela Pembela Tanah Air yang diterbitkan 1996. Mereka adalah:
1.
R Soeria Santoso (lulus 1921. Terakhir kolonel KNIL, menjadi WN Belanda)
2.
GPH Soerjobroto (lulus 1929. Terakhir Mayor kavaleri KNIL)
3.
R Poerbonagoro (lulus ? Terakhir Mayjen TNI, sekmil pertama presiden RI)
4.
R Soewardi (lulus 1930. Terakhir Mayjen TNI, Gubernur akademi militer yang
pertama)
5.
R Soetopo (lulus 1930. Terakhir wakil panglima komandemen Sumatera, 1947)
6.
R Soedibjo (lulus 1930. Terakhir Jenderal mayor TNI)
7.
R Samidjo (lulus? Terakhir Kolonel TNI)
8.
R Didi Kartasasmita (lulus 1935. Terakhir Mayjen TNI)
9.
R Hidajat Mertaatmadja (lulus 1934. Terakhir letjen TNI, menteri)
10.
Sultan Hamid Alkadrie II (lulus 1936. Terakhir Mayor KNIL, ajudan khusus Ratu
Belanda)
11.
R Soeriadarma (lulus 1934. Terakhir KSAU Marsekal TNI, 1962)
12.
R Soerjo Soelarso (lulus 1939. Terakhir Mayjen TNI)
Jumlah
ini tentu saja masih kurang. Sayang, saya tak bisa memastikan sisanya. Namun
dalam beberapa buku atau memoar yang pernah saya baca, beberapa orang juga
disebutkan alumnus KMA Breda. Mereka tidak termasuk di antara yang disebutkan
oleh Djatikusumo. Mereka antara lain:
13.
JE Lanjouw (lulus tahun 1918)
14.
R Soebijakto (lulus ? Mayor KNIL dan berganti nama menjadi Mansfeld – Namanya
disebut TB Simatupang)
15.
R Wardiman (lulus 1931. Namanya disebut eks Breda dalam buku Yogya Benteng
Proklamasi)
16.
J Kaseger (lulus ? Keturunan Manado, turut bertempur dalam PD I di Muluku
bersama Didi Kartasasmita)
17.
R Poerbo Soemitro (lulus 1939)
18.
Rachman Mashjour (lulus ? Terakhir Brigjen TNI)
Jumlah
sudah 18. Namun ternyata belum final. Di samping nama-nama di atas, masih ada
lagi nama banyak perwira KNIL Pribumi yang dilantik menjadi letnan II dalam
periode antara tahun 1921 sampai dengan 1939. Tapi mereka belum bisa dipastikan
apakah alumni KMA Breda atau sekolah Perwira KNIL di Meester Cornelis, Batavia
– seperti halnya Oerip Sumohardjo. Mereka antara lain:
19.
R Soewardi Tjokrohatmodjo (lulus 1922)
20.
BPA Nanlohij (lulus 1922)
21.
R Atmowardojo (lulus 1922)
22.
Dalingga (lulus 1922)
23.
R Wirjoko Wirjohoedojo (1923)
24.
R Sidhiono Djojopoespito (lulus 1925)
25.
M Bassa (lulus 1925)
26.
R Partodarmojo (lulus 1926)
27.
R Poerwopernoto (lulus 1926)
28.
EA Latoeperisa (lulus 1926)
29.
R Wirohatmodjo (lulus 1926)
30.
R Hatmoperwoto (lulus 1928)
31.
M Nanlohij (lulus 1931)
32.
R Tirtohatmodjo (lulus 1935)
33.
R Harjodiprono (lulus 1935)
Daftar
belum usai, masih banyak lagi tokoh-tokoh yang menyandang pangkat perwira KNIL
hingga saat menyerahnya Belanda di Kalijati namun tak tercatat darimana
kelulusannya. Bisa jadi mereka berasal dari KMA Breda mengingat darah
kebangsawanan yang dimilikinya:
34.
BRM Jartabitu (Saudara tiri Sultan HB IX. Terakhir Mayor KNIL)
35.
BRM Sungangusamsi (Saudarat tiri Sultan HB IX. Terakhir Kapten KNIL)
36.
R Soegondo (Mayor KNIL)
37.
R Abdulkadir Widjojoatmodjo (Putra bupati Pekalongan. Kolonel KNIL)
38.
R Sanjoto (Kapten KNIL 1937)
39.
R Soeratman (eks Panglima Komandemen TKR Jateng)
40.
R Soesalit (anak RA Kartini – namun data KNIL-nya sumir)
Beberapa
nama lain telah pensiun jauh sebelum kedatangan Jepang, termasuk Mayor Oerip
Sumohardjo, Mayor AJ Kawilarang dan Kapten Bagoes Soemodilogo.
Anak
Kapten Wardiman adalah :
R.
Imam Soewangsa Wardiman
R.
Untung Soewignja Wardiman
Keduanya
anggota AURI (masih dalam penelusuran) tapi sementara R. Imam Soewongso
sepertinya pernah jadi Dan Lanud Halim Perdana Kusumah dan R. Untung Soewignya
(Komodor Udara, Dan Jend Komando Logistik tahun 1968 – 1976).
Source,
http://www.soemodidjoyo.org/?p=521